Apakah Pasien dengan Kondisi Mati Batang Otak (Brain Death) Bisa di Evakuasi dengan Air Ambulance?
Batang otak adalah bagian otak yang mengatur fungsi vital: napas spontan, denyut jantung, kesadaran, refleks dasar (seperti pupil terhadap cahaya), dan lainnya. Ketika batang otak mati, semua fungsi itu hilang secara permanen. Hal ini dinyatakan sebagai:
Kematian otak total (brain death), yang secara medis dan hukum dianggap sebagai kematian orang tersebut, meskipun jantungnya masih berdetak karena alat bantu (ventilator).
Dokter biasanya menyatakan kematian batang otak setelah serangkaian tes neurologis ketat, termasuk:
- Tidak ada respon terhadap rangsangan,
- Tidak ada refleks batang otak,
- Tidak ada kemampuan bernapas sendiri (uji apnea),
- Kadang juga memakai pemeriksaan tambahan (EEG, angiografi otak).
Apakah Layak Diterbangkan dengan Air Ambulance?
Indikasi Layak (Air ambulance untuk pasien hidup):
Air ambulance digunakan untuk pasien yang:
- Kritis tapi masih hidup, dan
- Masih punya harapan hidup jika dipindahkan ke rumah sakit lain yang punya fasilitas lebih baik.
Pasien mati batang otak tidak masuk kategori ini, karena:
- Tidak ada harapan hidup lagi,
- Tidak ada intervensi medis yang bisa mengubah kondisinya,
- Transportasi hanya menambah beban biaya dan risiko tanpa manfaat medis.
Tidak Layak secara Medis dan Etik:
- Pasien mati batang otak tidak membutuhkan perawatan lanjutan, hanya penjagaan alat sampai keputusan lanjutan dibuat (misalnya pelepasan alat atau donasi organ).
- Memindahkan dengan air ambulance (yang sangat mahal dan butuh sumber daya besar) tidak etis secara medis kecuali ada alasan luar biasa.
Tapi Bagaimana Jika Keluarga Ingin Memindahkan?
Kalau keluarga tetap ingin memindahkan pasien yang sudah mati batang otak, maka:
1. Harus Ada Penegasan Status Medis:
- Dokter harus menyatakan bahwa pasien secara hukum sudah meninggal (jika kematian batang otak diakui dalam sistem hukum negara tersebut).
2. Izin Legal dan Logistik:
- Jika ingin dipindahkan lintas daerah atau negara, prosedur evakuasi harus diikuti.
- Dokumen yang dibutuhkan bisa termasuk: rekomendasi dari rumah sakit dan atau Surat yang menyatakan bahwa RS tujuan menerima pasien. dll.
3. Gunakan Jenis Transportasi yang Sesuai:
- Air ambulance medis full ICU equipment,
- Dokter specialist anaesthesi dan perawat ICU.
Situasi Emosional Keluarga
Sering kali keluarga belum siap menerima bahwa pasien “yang jantungnya masih berdetak” sudah mati. Ini sangat wajar secara psikologis. Kadang mereka ingin:
- Pasien “dibawa pulang” agar meninggal di rumah,
- Dipindahkan ke negara/kota asal,
Dalam situasi ini, tenaga medis atau pendamping spiritual sering dibutuhkan untuk membantu keluarga menerima dan mengambil keputusan yang bijak, bukan hanya logis — tapi juga penuh empati.