Batas Kebutuhan Oksigen di Atas Pesawat dan Keterkaitannya dengan Layanan Air Ambulance

Batas Kebutuhan Oksigen di Atas Pesawat dan Keterkaitannya dengan Layanan Air Ambulance

Dalam penerbangan, baik komersial maupun medis, oksigen adalah faktor vital yang harus dikelola dengan cermat. Di ketinggian jelajah pesawat (30.000–40.000 kaki), tekanan udara jauh lebih rendah, sehingga kadar oksigen atmosferik menurun drastis. Untuk mengatasi ini, kabin pesawat dikompresi, tetapi tetap saja kadar oksigen lebih rendah dibandingkan di permukaan laut.

Bagi orang sehat, kondisi ini biasanya aman. Namun, untuk pasien dengan kondisi medis, perbedaan tekanan dan kadar oksigen ini bisa berbahaya — apalagi pada misi air ambulance.

Batas Kebutuhan Oksigen Penumpang di Pesawat

Organisasi penerbangan seperti FAA dan ICAO mengatur standar kebutuhan oksigen di udara:

  • Penumpang sehat umumnya tidak membutuhkan tambahan oksigen.
  • Penumpang dengan saturasi oksigen di bawah 92% di darat biasanya disarankan menggunakan suplementasi oksigen selama penerbangan.
  • Awak pesawat di lingkungan non-terkompresi pada ketinggian lebih dari 12.500 kaki diwajibkan menggunakan oksigen setelah 30 menit.

Batas Kebutuhan Oksigen (LPM) yang Aman untuk Terbang

Dalam konteks medis, batas kebutuhan oksigen dalam liter per menit (LPM) menjadi salah satu faktor utama apakah pasien bisa diterbangkan dengan pesawat komersial atau harus menggunakan air ambulance. Berikut panduannya:

  • Kebutuhan oksigen <2 LPM:
    Umumnya aman untuk terbang dengan pesawat komersial tanpa perubahan besar.
  • Kebutuhan oksigen 2–4 LPM:
    Masih aman, tetapi membutuhkan monitoring ketat dan persiapan tambahan seperti pemberitahuan ke maskapai.
  • Kebutuhan oksigen 5–6 LPM:
    Diperlukan persiapan khusus, termasuk approval dari maskapai dan peralatan oksigen tambahan yang memadai.
  • Kebutuhan oksigen >6 LPM:
    Tidak direkomendasikan untuk terbang menggunakan pesawat komersial.
    Direkomendasikan menggunakan air ambulance yang menyediakan fasilitas ICU di udara.

Kebutuhan Oksigen dalam Air Ambulance

Dalam layanan air ambulance, manajemen oksigen lebih terstruktur dan siap untuk pasien berisiko tinggi:

  1. Perencanaan Kebutuhan Oksigen
    • Hitung kebutuhan flow rate (LPM) dikalikan durasi penerbangan, plus tambahan cadangan minimal 30–60 menit.
  2. Sistem Distribusi Oksigen
    • Tersedia berbagai metode pemberian oksigen: nasal cannula, face mask, non-rebreather mask, hingga ventilator portable.
  3. Pengaturan Tekanan Kabin
    • Untuk pasien yang sensitif terhadap tekanan (seperti trauma kepala, pneumothorax), pesawat diterbangkan di ketinggian rendah agar tekanan kabin lebih stabil.
  4. Cadangan Oksigen
    • Air ambulance membawa stok oksigen tambahan untuk mengantisipasi keterlambatan, perubahan cuaca, atau kondisi medis yang memburuk.
  5. Pasien dengan Kebutuhan High-Flow Oksigen
    • Pasien yang membutuhkan 10–15 LPM tetap bisa diterbangkan dengan aman menggunakan air ambulance, berkat kapasitas oksigen besar dan monitoring intensif di udara.

Mengapa Ini Sangat Penting?

Mengabaikan kebutuhan oksigen yang tepat di udara dapat menyebabkan:

  • Hipoksia berat yang memperburuk kondisi pasien.
  • Komplikasi kardiovaskular atau pernapasan.
  • Risiko kematian mendadak selama penerbangan.

Karena itulah, air ambulance berperan bukan sekadar mengangkut pasien, melainkan sebagai perpanjangan ICU yang menjaga kestabilan pasien sepanjang perjalanan.